Senin, 27 Februari 2017

Obat Tradisional (OT)

Hasil gambar untuk logo obat tradisional



1.      Pengertian Obat Tradisional
1.            Pengertian obat tradisional
 (farmakognosi EGC vol 2 hal 233)
a)      Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan , bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan,dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat.
b)     Penandaan
Jamu atau obat tradisional Indonesia harus mencantumkan penandan berikut :
1)      Logo dan tulisan “JAMU”
2)      Logo berupa “ranting daun yang terletak dalam lingkaran”
3)      Logo ditempatkan bagian atas sebelah kiri wadah/pembungkus/brosur.
4)      Logo (ranting daun dalam lingkaran) dicetak dengan warna hijau diatas dasar warna putih atau warna lain yang mencolok kontras dengan warna logo.
5)      Tulisan “JAMU”  harus jelas dan mudah dibaca , dicetak dengan warna hitamd iatas dasar warna putih atau warna lain yang mencolok kontras dengan tulisan “JAMU”
c)      Kriteria yang harus dipenuhi
Jamu atau obat tradisional Indonesia harus memenuhi criteria sebagai berikut :
1.      Aman dan sesuai dengan persyaratan yang ditetapka.
2.      Klaim penggunaan dibuktikan berdasarkan data empiris.
3.      Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Jenis klaim penggunaan diawali dengan  kata kata “secara tradisional digunakan untuk….” Atau sesuai dengan yang disetujui pada saat pendaftaran
d)     Sediaan-sediaan Obat Tradisional Indonesia
1.                   Ekstrak
Dalam Farmakope Indonesia Edisi IV,disebutkan bahwa yang dimaksud dalam ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai , kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.
Pembuatan
Sebagian ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat secarper kolasi.  Seluruh perkolat dipekatkan secara distilasi dengan pengurangan tekanan agar bahan sesedikit mungkin terkena panas.
Parameter dan metode uji ekstrak
meliputi parameter nonspesifik, serta uji kandungan kimia ekstrak.
a.                   Parameter nonspesifik
Parameter nonspesifik meliputi :
·         Susut pengeringan dan bobot jenis
·         Kadar air
·         Sisa pelarut
·         Residu pestisida cemaran logam berat
·         Cemaran mikroba, yaitu cemaran mikroba dan cemaran kapang,khamir,dan aflotoksin
b.      Parameter spesifik
Parameter spesifikberlakuuntukekstraktertentu ,yangmeliputi :
·         Identitas (padatatausetengahpadat)
·         Organoleptic
·         Senyawaterlarutdalampelarut
c.       Uji kandungan kimia ekstrak
Uji kandungan kimia ekstrak meliputi :
·         Polakromatogram, yaitu dengan :
-          Kromatografi lapis tipis (KLT) atau thin layer chromatography (TLC)
-          Kromatografi gas (KG) atau gas chromatography (GG)
-          Koromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) atau high performance liquid chromatography (HPLC)
·         Kadar total golongan kandungan kimia
                             Golongan kandungan kimia yang diuji kadar totalnya meliputi :
o   Golongan minyak atsiri
o   Golongan flavonoida
o   Golongan tanin
o   Golongan alkaloida
o   Golongan antrakuinon
o   Golongan saponin
o   Golongan steoroid
·         Kadar kandungan kimia tertentu
     Kandungan kimia tertentu diuji menggunakan densitometry, krimatografi gas, dan KCK.
2.                   Tinctura
                        Tinctura (tingtur) adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia nabati atau hewani dengan cara melarutkan senyawa kimi adalah pelarut yang tertera dalam masing-masing monografi. Tinctura dibuat menggunakan 20%  zat berkhasiat atau  10% untuk zat berkhasiat keras.
Pembuatan
Tinctura dapat dibuat dengan salah satu cara berikut:
a.                   Maserasi
Masukan 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok kedalam sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari, tutup, biarkanselama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, serkai, peras, cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya sehingga diperoleh 100 bagian. Pindahkan kedalam bejana tertutup, biarkan ditempat sejuk dan terlindung dari cahaya selama 2 hari, lalu tuangkan atau saring.
b.                  Perkolasi
Basahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok dengan 2,5-5 bagian cairan penyari,  masukan kedalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam. Pindahkan sedikit demi sedikit kedalam  percolator  sambil tiap kalindi tekan hati-hati, tuangi dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan diatas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup percolator, biarkan selama 24 jam. Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1ml per menit ,tambahkan cairan penyari secukupnya berulang-ulang sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari diatas simplisia hingga diperoleh 80 bagian perkolat. Peras massa, campurkan cairan perasan kedalam perkolat, tambahkan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. Pindahkan kedalam bejana, tutup,biarkan selama 2 hari ditempatkan sejuk dan terlindung dari cahaya. Enap tuangkan atau saring.
Persyaratan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Repulik Indonesia Nomor 661/MENKES/SK/VII/1994 tentang persyaratan ObatTradisional, cairan obat dan cairan obat luar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a.                   Cairanobatdalam
·         Angka lempeng  total              : tidak lebih dari
·         Angka kapang dan khamir      : tidak lebih dari
·         Mikroba pathogen                   : negative
·         Aflatoksin                               : tidak lebih dari 30 bpj
b.                   Cairanobatluar
·         Angkalempeng total                : tidak lebih dari
·         Mikroba pathogen                   : negative
3.                   Infusa
Infusa (infus) adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu  90C selam 15 menit.
Pembuatan
Infusa dibuat dengan menambahkan  air secukupnya pada simplisia dengan derajat halus yang sesuai dalam panci . campuran kemudian dipanaskan diatas penangas air selam 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90C , sambil sesekali diaduk. Campuran kemudian diserkai selagi panas menggunakan kain flanel dan ditambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infusa yang dikehandaki.Tanpa keterangan lain, infusa yang mengggunakan 10% simlisia.
Persyaratan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Repulik Indonesia Nomor 661/MENKES/SK/VII/1994 tentang persyaratan Obat Tradisional, cairan obat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
·                     Angka lempeng total               : tidak lebih dari
·                     Angka kapang dan khamir      : tidak lebih dari
·                     Mikroba pathogen                   : negative
·                     Aflatoksin                               : tidak lebih dari 30 bpj
4.                   Aqua Aromatika
                        Menurut Farmakope Indonesia Edisi II , aqua aromatika atau sering disebut dengan air aromatic adalah larutan jenuh minyak dalam air. Air aromatic merupakan cairan jernih atau agak keruh yang mempunyai bau dan rasa yang tidak menyimpang dari bau dan rasa minyak atrisiasal. Air aromatic disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, dan ditempat sejuk.(Anief,Moh.2000)
Pembuatan
Air aromatic dibuat dengan melarutakan sejumlah minyak atsiri dalam air sesuai yang tertera dalam 60 ml etanol (95%) , lalu ditambahkan air sedikit demi sedikit dikocok kuat-kuat hingga 100 ml. selanjutnya , ditambahkan 500 gram talcum sambil dikocok-kocok sesekali, dibiarkan selama beberapa jam , dan disaring . satu bagian volume filtrate kemudian diencerkan dengan 39 bagian volume air.
e)      Pengertian Tanaman obat adalah Jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan ataupun maupun mencegah berbagai penyakit, berkhasiat obat sendiri mempunyai arti mengandung zat aktif yang bisa mengobati penyakit tertentu atau jika tidak memiliki kandungan zat aktif tertentu tapi memiliki kandungan efek resultan / sinergi dari berbagai zat yang mempunyai efek mengobati. (Sumber : http://pengertiantanamanobat.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-tanaman-obat-jenis-dan.html )
2.            Macam macam Obat Tradisional
a.                        Temulawak
   Temulawak merupakan salah satu tanaman yang termasuk keluarga jahe, banyak dimanfaatkan untuk membuat obat herbal. Temulawak mengandung senyawa aktif yang sangat bagus untuk kesehatan. Temulawak juga mengandung antioksidan yang dapat menjaga dan memelihara kesehatan tubuh.
b.                        Kunyit
   Tanaman herbal lain yang dapat digunakan untuk membuat ramuan tradisional yaitu kunyit. Kunyit banyak digunakan untuk membuat jamu, kunyit mengandung banyak khasiat. Beberapa khasiat dari kunyit yaitu sebagai antioksidan, anti inflamasi, anti mikroba, anti kanker, anti tumor dan masih banyak lagi manfaat lainnya.
c.                        Keji beling
Bagi Anda yang sudah terbiasa membuat obat herbal, tentu Anda sudah tidak asing dengan tanaman herbal yang satu ini. Tanaman yang satu ini mengandung banyak mineral, diantaranya yaitu kalsium, kalium, Natrium dan unsur mineral lainnya. Tidak hanya mengandung mineral, tanaman ini juga mengandung senyawa aktif lainnya. Tanaman herbal ini dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit, bahkan penyakit kronis. Antara lain yaitu penyakit batu ginjal, disentri, lever, ambeien dan masih lain sebagainya.
d.                       Sambiloto
Sambiloto termasuk sebagai tanaman herbal yang dapat dijumpai secara mudah di Indonesia. Daun sambiloto banyak diolah menjadi ramuan tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit. Salah satu penyakit yang dapat diobati menggunakan daun sambiloto yaitu penyakit kanker. Kandungan yang dimiliki daun sambiloto dapat menekan adanya pertumbuhan sel kanker.
e.                        Tempuyung
Tanaman lain yang merupakan bahan dasar untuk pembuatan obat herbal yaitu tempuyung. Tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit ginjal atau masalah ginjal lainnya.
f.             Mahkota dewa
Mahkota dewa juga banyak dimanfaatkan untuk membuat obat herbal. Kandungan yang ada di dalamnya antara lain yaitu lignan, alkaloid, tanin, saponin dan flavonoid. Mahkota dewa memiliki khasiat yang cukup banyak, antara lain yaitu dapat menghambat sel kanker dan mengobati diabetes. Selain itu mahkota dewa juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit asam urat dan menurunkan kolesterol tinggi.
3.            Sumber Obat Tradisional
A. Obat tradisional buatan sendiri
Obat tradisional jenis ini merupakan akar dari pengembangan obat tradisional di Indonesia saat ini. Pada zaman dahulu nenek moyang kita mempunyai kemampuan untuk menyediakan ramuan obat tradisional yang digunakan untuk keperluan keluarga. Cara ini kemudian terus dikembangkan oleh pemerintah dalam bentuk program TOGA (tanam obat keluarga). Dengan adanya program TOGA diharapkan masyarakat mampu menyediakan baik bahan maupun sediaan jamu yang dapat dimanfaatkan dalam upaya menunjang kesehatan keluarga.

B. Obat tradisional berasal dari pembuat jamu
Membuat jamu merupakan salah satu profesi yang jumlahnya masih cukup banyak. salah satu adalah pembuat sekaligus panjual jamu gendong. Pembuat jamu gendong merupakan penyedia obat tradisional berbentuk cairan, diantara produknya adalah kunir asam, sinom, mengkudu, pahitan, beras kencur, cabe puyung dan gepyokan.

C. Obat tradisional buatan industri
Berdasarkan peraturan Departemen Kesehatan RI, industri obat tradisional dapat dikelompokan menjadi industri kecil dan industri besar berdasarkan modal yang harus mereka miliki. Dengan semakinmaraknya obat tradisional tampaknya industri farmasi mulai tertarik untuk memproduksi obat tradisional. Akan tetapi, pada umumnya yang berbentuk sediaan modern berupa ekstrak bahan alam atau fitolarmaka. Sedangkan industri jamu lebih condong untuk memproduksi bentuk jamu yang sederhana meskipun akhir-akhir ini cukup banyak industri besar yang memproduksi jamu dalam bentuk sediaanmodern (tablet, kapsul, sirup, dan lain-lain) dan bahkan fitofarmaka.
4.            Faktor faktor yang mempengaruhi kualitas Obat Tradisional
Pada proses pembuatan obat tradisional, simplisia atau pun ekstrak yang digunakan sebagai bahan bakunya harus telah memenuhi persyaratan mutunya, baik parameter standar umum (kadar air,kadar abu, susut pengeringan dan bobot jenis) maupun parameter standar spesifik (organolepik, senyawa pelarut dalam pelarut tertentu, uji kandungan kimia ekstrak dan pentapan kadar). Standarisasi dilakukan agar dapat diperoleh bahan baku yang seragam yang akhirnya dapat menjamin efek farmakologi tanaman tersebut. Salah satu parameter penting dalam standarisasi adalah profil plant metabolomic(metabolic profiling).
Kandungan metabolit sekunder ini mempengaruhi efek farmakologi dari suatu tanaman, dimana kandungan kimia ini sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain tempat tumbuh, iklim, curah hujan, panen. Banyaknya faktor yang mempengaruhi kandungan kimia mengakibatkan masing masing tanaman memiliki profil plant metabolomic yang berbeda
5.            Cara pembuatan Obat Tradisional secara umum
WAKTU PENGUMPULAN
               Guna mendapatkan bahan yang terbaik dari tumbuhan obat, perlu diperhatikan saat-saat pengumpulan atau pemetikan bahan berkhasiat.
Berikut ini pedoman waktu pengumpulan bahan obat secara umum.
·         Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak.
·         Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar.
·         Buah dipetik dalam keadaan masak.
·         Biji dikumpulkan dari buah yan g masak sempurna.
·         Akar, rimpang (rhizome), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus) dikumpulkan sewaktu proses tumbuhan berhenti.
PENCUCIAN DAN PENGERINGAN
Bahan obat yang sudah dikumpulkan segera dicuci bersih, sebaiknya dengan air yang mengalir. Setelah bersih, dapat segera dimanfaatkan bila diperlukan pemakaian yang bahan segar. Namun, bisa pula dikeringkan untuk disimpan dan digunakan bila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air dan mengcegah pembusukan oleh cendawan atau bakteri. Dengan demikian, bahan dapat disimpan lebih lama dalam stoples atau wadah yang tertutup rapat. Bahan kering juga mudah dihaluskan bila ingin dibuat serbuk.
   Berikut ini cara mengeringkan bahan obat :
·         Bahan berukuran besar dan banyak mengandung air dapat dipotong-potong seperlunya terlebih dahulu.
·         Pengeringan bisa langsung dibawah sinar matahari, atau memakai pelindung seperti kawat halus jika menghendaki pengeringan yang tidak terlalu cepat.
·         Pengeringan bisa juga dilakukan dengan mengangin-anginkan bahan ditempat yang teduh atau di dalam ruang pengering yang aliran udaranya baik.

































Farmakognosi : Getah Damar dan Malam

  •     Damar adalah hasil sekresi (getah) dari pohon Shorea sp., Vatica sp.,Dryobalanops sp., dan lain-lain dari suku meranti-merantian atau Dipterocarpaceae. Di dalamnya termasuk damar mata kucing dan damar gelap. Damar dimanfaatkan dalam pembuatan korek api (untuk mencegah api membakar kayu terlalu cepat), plastik, plester, vernis, dan lak.
  •    Damar adalah hasil sekresi dari pohon Shorea sp., Vatica sp., Dryobalanops sp., dan lain-lain dari suku meranti-merantian atau Dipterocarpaceae. Di dalamnya termasuk damar mata kucing dan damar gelap. Damar dimanfaatkan dalam pembuatan korek api (untuk mencegah api membakar kayu terlalu cepat), plastik, plester, vernis, dan lak. Getah damar merupakan resin triterpenoid, mengandung banyak triterpene dan hasil oksidasinya. Banyak di antaranya merupakan senyawa dengan berat molekul rendah (dammarane, asam damarenolat, oleanane, asam oleanonat, dll.), tetapi damar juga mengandung suatu fraksi polimer, yang tersusun dari polycadinene.[1]
  •      Malam (wax) adalah suatu zat padat yang diproduksi secara alami. Dalam istilah sehari-hari orang menamakannya "lilin". Lilin (kandil) sendiri memang dapat menggunakan malam sebagai bahan bakarnya.Kebanyakan malam diperoleh dari ekskresi tumbuh-tumbuhan, berupa damar atau resin. Pada tumbuhan, malam adalah hasil metabolisme sekunder yang dikeluarkan oleh pembuluh resin. Sumber hewani untuk malam berasal dari sarang tawon dan lebah.Malam digunakan secara luas dalam industri. Dalam pembuatan batik, malam berperan sebagai penutup bagian kain agar tidak terwarnai dalam pencelupan Secara kimiawi, malam tergolong sebagai lipid.

1.      BALSAMUM  PERUVIANUM
Nama lain
:
Balsam  Peru
Tanaman asal
:
Myroxylon pereirae ( Royle )
Keluarga
:
Papilionaceae
Zat berkhasiat
utama & Persyaratan kadar
:
50 % - 60 %  sinamein (campuran benzil bensoat dan bensilsinamat),  20 – 30 % damar.  Asam benzoat, asam sinamat, vanillin dan peruvinol (= nerolidol).
Penggunaan
:
Obat gudik, obat luka, obat wasir dan obat batuk. 
Sediaan
:
Peruviani unguentum (F.N)
Balsamum papillare (FOI).
Pemerian
:
Cairan kental tidak lengket, bebas dari serat warna coklat tua, lapisan tipis transparan berwarna ciklat kemerahan, bau khas, enak, rasa pahit dan getir, bau aromatik khas menyerupai vanilin.
Bagian yang
digunakan
:
Eksudat kental yang diperoleh dari batang yang telah dihanguskan dan dilukai.
Waktu & cara panen
:
Mulai umur  5 tahun  sampai  30 tahun atau  lebih dapat diambil balsemnya.  Pada permulaan bulan November / Desember batang dipukul - pukul(tanpa menge-lupaskan kulitnya pada sekeliling-nya dengan meninggalkan sisa yang utuh.
Kulit yang dipukul-pukul itu akan retak atau digoreskan irisan – irisan padanya.  Setelah 5 – 6 hari, kulit yang rusak itu dibakar dan seminggu kemudian kulit itupun lepaslah/dikelupas. 
Dari    kayunya keluar cairan ditampung dengan secarik kain yang ditutupkan pda luka jika kain sudah penuh dengan balsem lalu dicelupkan ke dalam air mendidih, balsam yang lebih berat akan    mengendap dan dipisahkan.
Aliran balsam yang kedua timbul 7 – 10 hari kemudian, ini dikumpulkan seperti di atas.
Setelah itu luka diserut dan keluarlah aliran balsam yang ketiga.  Kulit yang rusak itu akan sembuh dalam jangka   waktu 2 tahun setelah itu dapat diperlakukan seperti semula.
Ketiga macam balsam yang keluar itu berturut-turut disebut :
-         Tagauzonte.
-         Balsamo de trapo
-         Balsamo de contaripique
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
2.  BALSAMUM  TOLUTANUM
Nama lain
:
Balsam Tolu
Tanaman asal
:
Myroxylun  balsamum ( L )
Keluarga
:
Papilionaceae
Zat berkhasiat
utama / persyaratan kadar
:
Campuran zat-zat serupa damar, terdiri dari asam sinamat, asam benzoat serta ester dari kedua asam ini; damar sebanyak 75 – 80%; alkohol dari ester tersebut adalah toluresinotanol; asam-asam aromatik sebanyak 36%; asam sinamat bebas 12% dan asam benzoat bebas 8%; minyak atsiri yang amat aromatik sebanyak  1,5 – 3% dan terdiri atas bensil benzoat, bensilsinamat,    filandren dan farnesol.
Penggunaan
:
Obat batuk dan fiksatif.
Pemerian
:
Bau aromatik mirip buah vanilin rasa aromatik, jika dihangatkan dan ditekan diantara 2 lempeng kaca dan diperiksa dengan kaca pembesar, tampak hablur asam sinamat.
Bagian yang
digunakan
:
Balsam yang diperoleh dengan penorehan batang.
Cara panen
:
Dibuat irisan-irisan berbentuk huruf V yang sedemikian dalam sampai mengenai kayunya.  Cairan yang keluar ditampung dalam cawan-cawan kecil. Isi cawan dikumpulkan kedalam kantong –   kantong yang ditaruh di atas punggung keledai.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.
 3.  BENZOINUM / BENZOE
Nama lain
:
Kemenyan Sumatra
Tanaman asal
:
Styrax benzoin (Dryand),
Styrax paralleloneurus (Perkins)
Keluarga
:
Styracaceae
Zat berkhasiat
utama / Persyaratan kadar
:
Lubanolbenzoat (=koniferilbenzoat),
1 – bensoresinol (=sumare Sinol), vanilin, stirol, benzaldehida, bensil -sinamat, fenil-propil Sinamat.
Penggunaan
:
Bahan pengawet (mencegah tengik) obat batuk, tinctur untuk antiseptikum.
Pemerian
:
Massa keras, rapuh, tersusun atas butiran
agak putik yang terbenam dalam massa bening berwarna coklat beabuan hingga    coklat kemerahan, bau khas enak, rasa agak getir.
Bagian yang
digunakan
:
Damar balsamik yang diperoleh dengan penorehan batang.
Cara panen
:
Kemenyan ini keluar akibat patologis (pada tanaman sendiri tiada saluran damar).  Setelah pohon mencapai umur 6 tahun dibuat luka dekat asal cabang yang terendah.
Cairan yang pertama keluar adalah yang terbersih, menghasilkan kemenyan yang paling putih, dan bau yang paling enak.   Pembuatan luka dapat diulangi tiap tahun.
Sediaan
:
Benzoes Tinctura         
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
4. CHRYSAROBINUM
Nama lain
:
Krisarobin
Tanaman asal
:
Andira Aroraba ( Aquiar )
Keluarga
:
Papilionaceae
Isi / Syaratan kadar
:
70% Krisarobin yaitu hasil reduksi dari asam krisofanat (=Metil dioksi antrakinon)
Penggunaan
:
Obat psoriasis,  obat trikhofitosis.
Pemerian
:
Serbuk hablur renik ringan, warna kuning atau coklat kekuningan, tidak berbau, tidak berasa.
Bagian yang
digunakan
:
Campuran zat yang diperoleh dengan penyarian araroba yang terdapat dalam rongga batang. Tepung araroba ini disebut juga tepung goa.
Sediaan
:
Chrysarobini unguentum (Form.nas)
5. GUMMI  ACACIAE
Nama lain
:
Gom Arab, Acacia, Gummi Mimosae
Tanaman asal
:
Species Acacia antara lain Acacia Senegal  (Wild)
Keluarga
:
Papilionaceae
Zat berkhasiat
utama / Persyaratan kadar
:
Arabin, yaitu garam kalium, kalsium dan magnesium dari asam arabinat yang tersusun atas arabinosa, ramnosa, galaktosa dan asam aldobionat; enzim dari tipe oksidase.
Penggunaan
:
Bahan penolong pada pembuatan sediaan obat misalnya suspensi, emulsa, trokisi, basila, pil dan tablet.
Pemerian
:
Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir.
Bagian yang
digunakan
:
Eksudat gom kering yang diperoleh dari batang dan dahan.
Cara panen
:
Gom Arab keluar sendiri dari retakan-retakan kulit batang dan mengeras di udara. Tanaman yang telah berumur 6 tahun mulai dapat diambil gomnya. Untuk memper-banyak produksi kadang-kadang kulit batang diiris-iris (dibuat luka).
Jenis - jenis
:
1.  Gom Arab atau gom kordofan : mutu -nya terbaik. Dikumpulkan di kordofon Propinsi Sudan. Ada dua kwalitas yaitu :
     Bleached gum berupa butir-butir bulat telur atau potongan bersudut-sudut, putih atau agak kuning luarnya retak-retak.       
     Natural  gum  yang  lebih tembus cahaya dan retak-retaknya tidak sedemikian banyak, warna lebih kuning atau berwarna merah jambu.
Gom senegal (Gom Afrika Barat), berasal dari Senegal, daya rekatnya bagus, maka banyak dipakai dalam industri. Umumnya berupa butir-butir jorong atau bulat dan utuh, atau berupa potongan-potongan bentuk bumbung yang lurus  atau terpilin, jenis yang terbaik berwarna agak putih (tidak berwarna), tetapi umumnya tampak kekuningan, kemerahan atau merah coklat.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
Keterangan
:
Lima abad sebelum masehi, oleh  Herodotus sudah ditulis tentang pemakaian gom Arab oleh orang Mesir purba untuk dipakai sebagai perekat.    Hipporates  pada  tulisan - tulisannya  antara  450 - 350  sebelum Masehi menyebabkan penggunaan gom arab sebagai bahan obat.
6.GUMMI ARABICI DESENZYMATUM
Nama lain
:
Gom Arab bebas enzim
Tanaman asal
:
Species Acacia antara lain Acacia Senegal (Wild.)
Keluarga
:
Papilionaceae
Zat berkhasiat
utama / Persyaratan kadar
:
Sama seperti gom Arab hanya tanpa enzim oksida
Penggunaan
:
Zat tambahan
Pemerian
:
Lempeng tipis, hampir tidak berbau, rawa tawar seperti lendir.
Pembuatan
:
Bagian gom arab dicampur dengan 1,5 bagian air, campuran dipanaskan dalam aliran uap air selama 1 jam atau dalam uap air bersuhu 107o selama 30 menit. Campuran diratakan sebagai lapisan-lapisan tipis pada lempeng kaca, kemudian dikeringkan.
7. M Y R R H A
Nama lain
:
Mira
Tanaman asal
:
Species Commiphora  antara lain Commiphora  molmol.
Keluarga
:
Burseraceae.
Zat berkhasiat
utama / Persyarat kadar
:
40 – 70 % gom ( galokto – siloaraban ),  25 – 45 % damar yang berisi fenol-fenol            (Heraboresam,  herabomirol, mirolol).     Asam-asam damar 3 – 10 %, minyak atsiri (mirol dan mirenol) berisi pinen, limonen, herabolen, egenol, kresol, sinamilaldehid dan kuminaldehid; mineral, zat pahit, asam semut, asam cuka dan asam mirol.
Penggunaan
:
Untuk pembuatan dupa dan parfum.    Tinctura mira untuk obat kumur.
Pemerian
:
Bau aromatik enak, rasa pahit dan getir. Jika digerus dengan air, terbentuk emulsa berwarna kuning.
Bagian yang
digunakan
:
Damar gom minyak yang diperoleh dari batang.
Cara panen
:
Batang-batang dilukai kulitnya, kulit ini berisi kelenjar schisogen yang mengandung damar (harsa) warna putih kekuningan.
Pada pengeringan warna berubah menjadi coklat kekuningan sampai coklat kemerahan. Ada pula yang keluar sendiri dari retakan-retakan kulit batang.
Jenis - jenis
:
Mira Somali (Mulmul) diperoleh dari C.Molmol.
Mira Arab diperoleh C. abyssinica. Mira arab tidak searomatik  Mira Somali.
Sediaan
:
Tinctur myrrhae (FI) untuk  Colutorium adstringens (Form.nas)
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
8. O P I U M
Nama lain
:
Opium mentah, candu, Thebaicum, Meconium
Tanaman asal
:
Papaver Somniferum (L).
Keluarga
:
Papaveraceae
Zat berkhasiat
utama / Isi
:
Alkaloida-alkaloida morfina, narkotina, kodeina,tebain .papaverina dan narseina.    Alkaloida-alkaloida ini terikat apada asam sulfat, asam laktat dan asam mekonat.  Zat putih telur, gula, malam, lemak, lendir, garam sulfat dan fosfat dari logam kalsium dan magnesium.
Persyaratan kadar
:
Kadar morfina tidak kurang dari 10,0 % (dihitung sebagai morfin anhidrat).
Penggunaan
:
Pengobatan terhadap gejala - gejala mencret dan sebagai sudorifika, narkotikum.
Pemerian
:
Masa padat, coklat, bau khas kuat rasa khas sangat pahit.
Bagian yang
digunakan
:
Getah kering yang diperoleh dengan penorehan buah tua tetapi belum masak.
Cara panen
:
Beberapa hari setelah daun mahkota gugur, dan buah menjadi tua, pada buah ditorehkan garis-garis mendatar, tegak lurus atau berpilin seperti kumparan.  Getah yang keluar dibiarkan mengering  24 jam kemudian dikupas dengan pisau tumpul. Umumnya sebagian epidermis buah ikut terkupas dan merupakan 6–10 %  opium. Buah candu hanya menghasilkan getah 1 kali. Ditempat yang amat panas iklimnya penorehan dapat diulangi 2-3 kali. Jika udara panas dan kering, getahnya yang terkumpul sedikit dan kental. Jika udara lembab, hasilnya lebih banyak tetapi kadar airnya juga lebih tinggi.
Jenis - jenis
:
1. Opium Turki disebut juga Opium Smira, Opium Asia kecil, Opium Konstatinopel. Luarnya keras, sebelah dalam lunak, plastik coklat kemerahan. Untuk mencegah melengketnya satu sama lain, sebelah luar ditempeli sisa-sisa  daun  candu dari tanaman Rumex. Bau sangat khas dan pahit.
2. Opium Masedonia (Opium Saloniki) berasal dari Papapaver Somniferum var album dan jenis yang abu-abu-ungu. Kadar morfina tinggi (13-17%) kodeina 0,464%, narseina 0,025%.
3. Opium Iran (Opium Persia), getah opium yang terkumpul dicampur dengan gom sampai sama rata,  dipotong bentuk  batu bata,  dijemur,  dibungkus kertas  merah  (jarang kertas putih)  dan  diikat  dengan  tali merah atau kuning.  Kadar air lebih kecil dari  opium Turki, bau apek rasa sangat pahit.
4. Opium India, kadar morfina rendah, kadar narseina lebih tinggi dari kadar morfina, warna coklat tua atau kehitaman jika masih menyerupai pasta.
5. Opium Tiongkok, berupa  bulat pipih,dibungkus kertas putih.
6. Opium Mesir, mutu rendah yang terbaik hanya berisi 6-7% morfina, sering dipalsukan dengan pasir, abu, biji-biji tanaman, sari buah candu, gom arab, tragakan, jadam, potongan-potongan besi.
Sediaan
:
1.  Opii extractum (F.I)
2.     Opii pulvis (F.I), untu        dibuat :
-         Bismuthi opii pulveres (F.N)
-      Opii pulvis compositus (F.I), untuk    dibuat Acidi acetyl salicylici Camphorae opii Compressi (F.N), Acidi Acetyl salicy opii Pulveres I, II, III (F.N)
3.     Opii compositi compressi.
4.     Opii Tinctura (F.I), dibuat untuk Benzoici Opii Tinctura (F.N)
5.     Opii Tinctura Aromatica (F.I)
6.     Opialum
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya ; dalam lemari yang terkunci karena obat narkotik.
Keterangan
:
Opium dianggap bermutu rendah jika :
-         Warna kehitam-hitaman.
-         Rasa manis, kurang pahit dan agak memualkan
-         Konsistensi lunak seperti lemak.
-         Jika dipotong, halus atau berisi benda asing.
-         Tidak memberi warna coklat tua pada ludah.
-         Tidak membentuk cairan kental dengan air.
-         Tidak meninggalkan bekas yang sama rata gelap setelah digoreskan pada kertas.
9. PA PAINUM
                                      
Nama lain
:
Papaina
Tanaman asal
:
Carica papaya (L.)
Keluarga
:
Caricaceae
Zat berkhasiat
utama / Isi
:
Enzima proteolitik
Penggunaan
:
Membantu  pencernaan  zat  putih  telur,  dan  diberikan  dalam bentuk serbuk, pil, tablet, eliksir.
Pemerian
:
Putih atau putih kelabu, bau khas, rasa lemah mirip pepsin, sangat mudah terurai.
Bagian yang
digunakan
:
Getah buah mentah / hijau dan getah daun.
Cara panen
:
Dibuat pengendapan getah segar dengan etanol 95% kemudian dilarutkan dalam air dan diendaplan kembali dengan penambahan etanol 95% dan dikeringkan.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.
10. TR AGACANTHA
Nama lain
:
Tragakan
Tanaman asal
:
Astragalus gummifer
Keluarga
:
Papilionaceae
Zat berkhasiat
utama / Persyaratan kadar
:
Zat lendir yang pada hidrolisa menghasilkan arabinosa, metil pentosa, galaktosa dan asamgalturonat.
Amylum 3% dan abu yang mengandung kalium, calsium, Mg, Asam phosphat bagian yang tidak larut dalam air disebut basorin.
Penggunaan
:
Untuk membuat emulsa, gudir, perekat pil dan trokhisi, juga untuk pelicin alat-alat kedokteran tertentu.
Bagian yang
Digunakan
:
Eksudat gom kering diperoleh dengan menoreh batang.
Sediaan
:
Pulvis gummosus (FOI)   Confectio Barii Sulfatis et usum internum (FOI)
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.